![]() |
Pumkins |
Untuk meningkatkan produksi pertanian sekarang ini ternyata tidak cukup hanya dengan pemupukan yang berimbang dan penggunaan zat perangsang tumbuh saja. Dengan menggunakan teknologi canggih dan unik ini produksi tanaman meningkat cukup tajam. Hanya dengan lantunan suara, penyerapan hara tanah dan CO2 di udara dapat berlangsung cukup efektif. Hingga produksi pun dapat terdongkrak sampai beberapa persen.
Ternyata, dengan suara itu dapat membuat mulut daun (stomata) terbuka walau dalam kondisi gelap sekalipun. Sehingga penyemprotan pupuk daun di saat gelap dipastikan cukup efektif. Apalagi ketika matahari terik, rangsangan suara itu dapat memicu membukanya stomata sekaligus penyerapan pupuk daun lebih maksimal.
Cara kerja teknologi sonic bloom tergolong sederhana. Awalnya dengan menggetarkan suara sebesar 3.500 sampai 5000 kilohertz dari unit suara bertenaga aki 12 volt. Suara tersebut seperti cericit burung wallet. Ada kalanya suara itu diberi latar suara music klasik. Alunan suara itulah yang merangsang terbukanya stomata. Setelah mulut daun terbuka, dilakukan penyemprotan pupuk ke daun (pupuk daun). Ternyata, cara pemupukan ini jauh lebih efektif ketimbang pemupukan dengan cara lewat tanah. Ini disebabkan unsur hara yang diaplikasikan langsung diserap stomata sekaligus diproses dalam klorofil.
Teknologi ini ditemukan oleh Dan Carlson dari Amerika. Ini setelah Carlson mengkaji secara serius bencana kelaparan selama perang Korea, tahun 1950. Namun hasil jerih payah Carlson selama belasan tahun itu baru dipasarkan secara komersial pada tahun 1980. Di Indonesia pada tahun 1998 seorang pengusaha pertanian mencoba mengaplikasikan teknologi sonic bloom ini pada perkebunan miliknya. Dan ternyata membuahkan hasil yang cukup fantastik, pertumbuhan tanaman semakin cepat, subur dan produksinya lebih bagus. Pohon durian bisa memiliki diameter 16 cm pada usia 2 tahun. Padahal lazimnya durian umur 2 tahun berdiameter 7 cm. Kopi dan coklat yang semula diduga tak mungkin berproduksi, ternyata bisa berbuah. Daun selada di lahan itu juga semakin renyah rasanya.
Namun kendati demikian, bukan berarti sonic bloom bisa digunakan sembarangan. Jika hujan deras, teknologi itu pantang digunakan. Batang kacang-kacangan misalnya, bisa busuk bila saat hujan tetapi tetap dipupuk. Alat sonic bloom juga hanya bisa efektif disetel ketika suhu di lapangan antara 11 hingga 30 derajat Celcius. Bila suhu lebih rendah dan stomata tetap terbuka, tanaman bisa membeku. Sebaliknya bila suhu terlalu tinggi tanaman akan mengalami dehidrasi.
( Sumber: Agrobisnis tabloid )
Ternyata, dengan suara itu dapat membuat mulut daun (stomata) terbuka walau dalam kondisi gelap sekalipun. Sehingga penyemprotan pupuk daun di saat gelap dipastikan cukup efektif. Apalagi ketika matahari terik, rangsangan suara itu dapat memicu membukanya stomata sekaligus penyerapan pupuk daun lebih maksimal.
Cara kerja teknologi sonic bloom tergolong sederhana. Awalnya dengan menggetarkan suara sebesar 3.500 sampai 5000 kilohertz dari unit suara bertenaga aki 12 volt. Suara tersebut seperti cericit burung wallet. Ada kalanya suara itu diberi latar suara music klasik. Alunan suara itulah yang merangsang terbukanya stomata. Setelah mulut daun terbuka, dilakukan penyemprotan pupuk ke daun (pupuk daun). Ternyata, cara pemupukan ini jauh lebih efektif ketimbang pemupukan dengan cara lewat tanah. Ini disebabkan unsur hara yang diaplikasikan langsung diserap stomata sekaligus diproses dalam klorofil.
Teknologi ini ditemukan oleh Dan Carlson dari Amerika. Ini setelah Carlson mengkaji secara serius bencana kelaparan selama perang Korea, tahun 1950. Namun hasil jerih payah Carlson selama belasan tahun itu baru dipasarkan secara komersial pada tahun 1980. Di Indonesia pada tahun 1998 seorang pengusaha pertanian mencoba mengaplikasikan teknologi sonic bloom ini pada perkebunan miliknya. Dan ternyata membuahkan hasil yang cukup fantastik, pertumbuhan tanaman semakin cepat, subur dan produksinya lebih bagus. Pohon durian bisa memiliki diameter 16 cm pada usia 2 tahun. Padahal lazimnya durian umur 2 tahun berdiameter 7 cm. Kopi dan coklat yang semula diduga tak mungkin berproduksi, ternyata bisa berbuah. Daun selada di lahan itu juga semakin renyah rasanya.
Namun kendati demikian, bukan berarti sonic bloom bisa digunakan sembarangan. Jika hujan deras, teknologi itu pantang digunakan. Batang kacang-kacangan misalnya, bisa busuk bila saat hujan tetapi tetap dipupuk. Alat sonic bloom juga hanya bisa efektif disetel ketika suhu di lapangan antara 11 hingga 30 derajat Celcius. Bila suhu lebih rendah dan stomata tetap terbuka, tanaman bisa membeku. Sebaliknya bila suhu terlalu tinggi tanaman akan mengalami dehidrasi.
( Sumber: Agrobisnis tabloid )
www.florabiz.net